Contoh Kasus Audit Sistem Informasi
Kelompok 6:
- Muhammad Furqon Rosyid
- Syahnaz Nur Afifah A P
- Titan Pramudya
- Vira Deswika
Kejahatan Di Dunia Perbankan
Masyarakat
resah melihat kasus pembobolan dana nasabah di bank yang intensitasnya
meningkat sejak awal 2011 hingga saat ini. Kasus-kasus yang terjadi dalam
rentang waktu berdekatan ini pun berdampak pada makin kurangnya kepercayaan
publik terhadap perbankan.
Dengan begitu, pengamat perbankan
Mirza Adityaswara mengatakan, masyarakat akan lebih berhati-hati menggunakan
layanan perbankan setelah mencuatnya kasus-kasus yang terjadi. “Masyarakat yang
semula kurang awas, akan lebih waspada,” katanya, Ahad (2/5).
Mirza berpendapat sistem perbankan
yang ada saat ini memang belum sempurna. Ini, jelas dia, bukan hanya terlihat
dari sisi pegawai bank, melainkan juga nasabah. “Jangan tergoda melakukan
penyelewengan,” katanya.
Tony Prasetyantono, pengamat
perbankan, mengatakan berkurangnya kepercayaan publik pasti akan terjadi
menyusul berbagai kasus tersebut. Namun, nasabah belum sampai pada satu
tindakan menarik uangnya besar-besaran. Karena, jelas Tony, nasabah tidak
memiliki pilihan lain yang lebih baik untuk menempatkan uangnya.
Sejauh ini, ujar Tony, bank masih
dinilai sebagai tempat terbaik menyimpan aset. “Apalagi yang bersifat likuid,
seperti rekening giro dan tabungan,” katanya. “Namun, nasabah akan lebih
se-lektif memilih bank.”
Nasabah, lanjut dia, juga akan
lebih memantau rekeningnya agar luput dari pembobolan. Tony menilai, kejahatan
perbankan yang terjadi belakangan lebih mengarah pada kesalahan kolektif.
Penyebabnya, ia menjelaskan, muncul dari sisi perbankan, nasabah, Bank
Indonesia, maupun aturan hukumnya.
Tony mencontohkan, bank kerap
menyembunyikan penyimpangan karena takut reputasinya rusak, sedangkan nasabah
tidak aktif memantau rekening miliknya. Sementara, BI memiliki keterbatasan
dalam memantau banyaknya perbankan yang ada di Tanah Air. “Hukuman terhadap
pelaku fra ud juga ku-rang maksimal sehingga kurang menimbulkan efek jera,”
jelasnya.
Saat ini. Direktorat Kriminal
Khusus (Ditkrimsus) Polda Metro Jaya sedang menangani sembilan kasus perbankan
sejak Januari 2011. Bulan lalu, dana deposito milik PT Elnusa Rp 111 miliar di
Bank Mega dicairkan tanpa seizin manajemen perusahaan tersebut dengan pelaku
melibatkan orang dalam bank. Sebelumnya, simpanan nasabah prioritas Citibank
dibobol oleh karyawan bank asing tersebut yang bernama Inong Malinda alias
Malinda Dee.
Kepala Bidang Humas Polda Metro
Jaya Kombes Baharudin Djafar mengatakan, kasus pembobolan bank tak ha-nya
terjadi di bank swasta. Menurutnya, akhir pekan lalu, bank milik negara pun tak
luput dari jarahan oknum pegawainya yang nakal. Dari sembilan kasus perbankan
itu, polisi berhasil menangkap 30 tersangkanya.
Kasat Fiskal, Moneter, dan Devisa
Ditkrimsus Polda Metro Jaya AKBP Arismunandar menambahkan, kasus pembobolan
dana perbankan biasanya melibatkan orang dalam bank. Sementara itu, Corporate
Secretary BSB, Evi Yulia Kurniawati, mengatakan pihaknya menjalankan tata
tertib sesuai standar dan memperketat kontrol internal agar terhindar dari
kejahatan perbankan.
Sumber: https://dendyoktavianto23.wordpress.com/2017/10/09/studi-kasus-audit-teknologi-informasi/
Komentar
Posting Komentar